Dulu, sebelum Indonesia merdeka, tanah air kita dijajah selama ratusan tahun. Mulai dari Belanda yang datang untuk menguasai rempah-rempah, hingga Jepang yang berkuasa di masa Perang Dunia II. Rakyat Indonesia hidup dalam penderitaan. Mereka dipaksa bekerja keras, kehilangan kebebasan, dan sering kali mengalami kekerasan.
Namun, penderitaan itu tidak membuat bangsa ini menyerah. Dari Sabang sampai Merauke, rakyat Indonesia bangkit. Mereka bersatu, berjuang dalam diam dan terang, mengusir penjajah demi satu tujuan: merdeka.
Pada suatu hari yang penuh semangat, 17 Agustus 1945, di sebuah rumah sederhana di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dua tokoh bangsa—Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta—membacakan naskah proklamasi kemerdekaan.
Dengan suara lantang, Soekarno berkata:
"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia..."
Kalimat itu menggema, seperti dentuman genderang kemenangan di seluruh nusantara. Bendera Merah Putih dikibarkan tinggi-tinggi. Orang-orang menitikkan air mata, bersorak, berdoa, dan bersyukur.
Sejak hari itu, lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebuah negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Tapi perjuangan belum selesai—kemerdekaan harus dijaga, dibela, dan diisi dengan kerja keras dan cinta tanah air.